Metode membaca kitab yang dikenal selama ini
biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Metode dengan memahami arti dan kedudukan
setiap kata, biasanya dengan bahasa jawa.
2. Metode dengan memahami arti dari setiap kata dan
maksud kalimat secara global tanpa menjelaskan kedudukannya, biasanya dengan
bahasa indonesia.
Adapun cara yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Metode dengan memahami arti dan kedudukan
setiap kata, yakni membaca per kata dengan merumuskan tarkibnya satu
persatu. (biasanya dengan bahasa jawa).
Contoh:
طَلَبَ السَّعِيْدُ الْعِلْمَ
Wis
nyuprih sopo wongkang bejo ing kaweruh
Kelebihannya;
-
Murid menjadi lebih teliti.
-
Guru dengan mudah mengetahui kualitas anak didik.
Kekurangannya;
-
Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Karena
penggunaan bahasa jawa dalam kitab berbeda dengan bahasa yang digunakan
sehari-hari sehingga pemahaman cenderung lebih sulit,
2. Metode dengan memahami arti dari setiap kata
dan maksud kalimat secara global tanpa menjelaskan kedudukannya, yakni hanya
mengartikan secara keseluruhan.
Contoh:
طَلَبَ السَّعِيْدُ الْعِلْمَ
Orang
yang beruntung mencari ilmu
Kelebihannya;
-
Waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat
-
Bahasanya mudah untuk difahami.
Kekurangannya;
- Murid
cenderung kurang teliti terhadap kedudukan setiap katanya.
Adapun maksud dari pembuatan buku ini adalah mencoba
untuk menggabungkan antara kedua cara di atas, dengan menyajikan rumus-rumus
tarkib dalam bentuk bahasa Indonesia, agar lebih mudah dipahami sekaligus
mengerti kedudukan masing-masing kata. Contoh:
طَلَبَ السَّعِيْدُ الْعِلْمَ
Telah mencari itu orang yang beruntung
kepada ilmu
Oleh karena itu apapun yang kita dapatkan coba kita pahami dan kita terapkan saat kita membaca kitab berbahasa arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar