Sun-Sal Streaming Video

Live!

Senin, 20 April 2015

Muqoddimah Aqidatul Awam - bag 3

ثُمَّ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ سَرْمَدًا * عَلَى النَّبِيّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَ

وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِع  *   سَبِيْلَ دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُبْتَدِع

“Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh” “Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
  Kosakata Kata الصلاة : menurut bahasa adalah berdo’a untuk kebaikan, jika kata الصلاة disandarkan pada Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan nikmat yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan. Ada riwayat dari ibnu Abbas R.A. bahwasannya : الصلاة dari Alloh berarti Rohmat, dan dari hamba berarti do’a dan dari malaikat berarti meminta ampun.
  Kata السلام : berarti penghormatan yang layak pada nabi Muhammad SAW. (1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
  - Kata سر مدا : berarti senantiasa kekal
  Kataالنبي: berarti secara mutlak adalah seorang yang ditanggung (dijamin) dialah adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
  Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi yaitu : Dia adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at, baik dia diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak, jika dia diperintahkan maka dia juga disebut seorang Rosul, maka Nabi itu lebih umum dari pada Rosul.
  Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk dirinya sendiri sedangkan Rosul adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya disampaikan pada orang lain dan tidak ada seorang nabi atau Rosul kecuali dia seorang laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT : Tidaklah kami utusseorang sebelum kamu kecuali seorang laki-laki. Kami mewahyukan (syari’at) pada mereka (QS. Al Anbiya’ ayat 7 )
  Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan : Ditasydid huruf ya’ nya ( نبي ) diambil dari kata Nubuwwah yang berarti tempat yang tinggi, disebut nabi karena beliau adalah orang yang diangkat derajatnya atau orang yang diangkat derajatnya atau orang yang mengangkat derajat orang-orang yang mengikutinya. Dengan huruf hamzah ( نبيء ) diambil dari kata Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah orang yang memberi kabar atau orang yang diberi kabar oleh Alloh Ta’ala. Arti خير من قد وحد adalah seutama-utamanya seluruh orang-orang yang mengesakan Alloh. Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri dalam burdahnya : فاق النبين في خلق و في خلق * ولم يدانوه في علم ولا كرم وكلهم من رسل الله ملتمس * غرفا من البحراًو رشفا من الد يا م

“ Beliau melebihi para nabi dalam segi penciptaan bentuk jasmani dan akhlaqnya. Mereka selisih jauh dengan beliau dalam keilmuan dan kedermawanannya” : seluruh mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan yang deras”. Dan huruf alif dalam ucapan “وحدا “ menunjukkan mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab). Kata واًله : yang dimaksud dengan mereka (keluarga Nabi) yaitu dalam kedudukan do’a. Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini adalah setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar hadits Nabi dari riwayat Anas bin Malik R.A. berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa keluarga Muhammad itu?” kemudian beliau menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap orang yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam kedudukan zakat, Imam Malik Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim saja. Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib. Kata وصحبه : berarti kata benda, bentuk jama’ dari kata صاحب berarti shohabiun yaitu orang yang berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya risalah, beriman dan meninggal dalam keadaan beriman. Kata غير مبتدع : berarti orang yang berbuat bid’ah yaitu orang yang keluar dari kebenaran sedangkan arti kebenaran itu sendiri adalah setiap perkara yang sesuai dengan Al Qur’an, As Sunah, Ijma’, dan Qiyas. Kata والبدعة secara bahasa : berarti sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut syara’ yaitu sesuatu yang baru yang bertentangan dengan ketentuan pembuat Syara’ (Alloh). Penjelasan Kemudian setelah saya bersholawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW manusia paling utama mengEsakan Alloh, dan juga pada keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya dijalan agama yang benar dengan kebajikan hingga hari kiamat, hal itu dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku maka dia terputus, terpotong dan terhapus dari setiap barokah” (1) Faedah : Imam Syafi’i berpendapat, “saya lebih menyukai seseorang yang mendahulukan didepan khutbahnya dan setiap hal yang diinginkannya, dengan membaca Hamdalah pada Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh saw. HR. Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain, Syaikh Al Haitsami berpendapat sanad hadist ini tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan kedhoifannya dengan persyaratan-persyaratannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 . Powered by catatan kita.